Manchester United

Sabtu, 10 November 2012

10 Keputusan Terbaik Sir Alex Ferguson

Sir Alex Ferguson adalah pelatih senior Manchester United. Berikut adalah Keputusan Terbaik Sir Alex Ferguson di Manchester United :
10. Membeli Eric Cantona
Membeli Eric Cantona
Pada 1992, United mengalami kesulitan ketika mengikuti Premier League yang baru digelar tahun itu. Fergie kemudian menggegerkan dunia sepakbola dengan membeli 'meriam lepas' bernama Eric Cantona dari Leeds United.

Cantona dikenal memiliki kemampuan yang hebat, tetapi kelakuannya sering membikin pusing pihak klub. Cantona memang tetap nakal ketika di United, tetapi dia juga memberikan kontribusi besar kepada klub.

Ia mulai menghujani gawang lawan dengan gol. The King membantu United menjuarai liga untuk pertama kalinya dalam 26 tahun.

9. Membeli Keano
Membeli Keano
Pada musim panas 1993, Fergie menghadapi dilema berat. Siapa yang harus dibeli untuk menggantikan Bryan Robson?

Pilihan Fergie akhirnya jatuh kepada pemain muda kasar, keras, tangguh dan berbakat bernama Roy Keane. Keano didatangkan dari Nottingham Forest dengan harga 3,75 juta pound.

Keano kemudian menjadi pemain penting United selama 12 tahun.

8. Menjual Jaap Stam
Menjual Jaap Stam
Fergie menjual Jaap Stam ke Lazio pada 2001 dengan harga mahal. Fergie mengira bisa mengganti Stam dengan Laurent Blanc atau pemain muda miliknya. Namun ternyata ia salah, dan Fergie mengakui kesalahannya itu.

"Saya mendapat tawaran sebesar 16, 5 juta pound dari Lazio. Saya merasa tak bisa menolaknya karena Stam sudah berusia 30 tahun. Saya kira saya bisa menggantikannya dengan Blanc selama satu atau dua musim sembari menunggu pemain muda seperti John O'Shea dan Wes Brown matang. Transfer ini menjadi senjata makan tuan bagi saya," kenang Fergie seperti dikutip Mirror Football.

7. Mempercayai Pemain Muda
Memercayai Pemain Muda
Alan Hansen pernah menasehati Fergie: "Kamu tak akan bisa memenangkan apa pun dengan anak-anak (pemain muda)."

Kubu Old Trafford menjawab simpel dengan "Oh yes, we can!" Pada musim 1995/96 United memenangkan Premier League dengan pemain-pemain muda Inggris macam Gary Neville, Phil Neville, David Beckham, Paul Scholes dan Nicky Butt yang tergabung dalam Fabulous Five.

Ditambah dengan Ryan Giggs, Fab Five itu menjadi Super Six. Para pemain inilah yang menjadi tulang punggung United dalam beberapa musim berikutnya.

6. Menurunkan Para Super Sub
Menurunkan Para Super Sub
Sebagai pelatih, Fergie juga kerap diharuskan membuat keputusan di lapangan. Ia dikenal sangat hebat dalam pengambilan keputusan yang membutuhkan pemikiran cepat seperti ini.

Salah satu yang paling terkenal adalah ketika final Liga Champions tahun 1999. Para pemain Bayern Munich sudah merayakan kemenangan 1-0 mereka.

Pada saat-saat terakhir, Fergie memasukkan Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solksjaer. Dua pemain ini mencetak masing-masing sebiji gol untuk membalikkan kedudukan di masa injury time.

United meraih treble winners pada musim ini dan Fergie mendapat gelar Sir dari Ratu Inggris.

5. Menunda Pensiun
Menunda Pensiun
Pada musim 2001/02, performa United menurun. Entah karena alasan apa, Fergie mengumumkan bahwa dirinya akan pensiun pada akhir musim.

Tidak diketahui juga apa alasan sebenarnya Fergie untuk membatalkan niat pensiunnya itu. Tetapi yang jelas United bisa meraih gelar Premier League pada musim selanjutnya.

Pencapaian gelar itu juga cukup sulit. United harus mengejar Arsenal yang memimpin delapan poin saat kompetisi tersisa dua bulan saja.

4. Mempercayai Ruud Van Nistelrooy
Memercayai Ruud Van Nistelrooy
Sebelum dibeli United, Van Nistelrooy mengalami cedera lutut parah. Namun hal itu tak menghentikan Fergie untuk membelinya dengan harga yang saat itu menjadi rekor tertinggi di Premier League, 18 juta pound pada 2001.

Keputusan berani Fergie ini membuahkan hasil positif. Ruudtje mengemas 150 gol dalam lima musim perjalanannya bersama United.

3. Menjual David Beckham
Menjual David Beckham
Hubungan antara David Beckham dengan Fergie mulai memanas sejak pernikahannya dengan Victoria. Fergie bahkan sempat dikabarkan menendang sepatu hingga melukai wajah Beckham.

Perpecahan sudah terjadi dan sesuatu harus dilakukan. Fergie bertindak tegas dengan melepas The Goldenballs ke Real Madrid pada Juli 2003 dengan harga 25 juta pound.

Sejak perpisahan itu, Fergie sudah memenangkan banyak trofi bersama United. Beckham, di sisi lain, hanya bisa mengantarkan Madrid meraih satu trofi La Liga dan satu piala Supercopa de Espana.

2. Membeli dan Menjual Ronaldo
Membeli dan Menjual Ronaldo
Kemampuan Fergie mengenali bakat muda sudah tak perlu diragukan lagi. Pada 2003, ia mendapat desakan dari para pemainnya untuk membeli pemain Sporting Lisbon, Cristiano Ronaldo.

Para pemain United merasa kagum dengan penampilan Ronaldo dalam laga persahabatan antara kedua tim. Mereka tak berhenti membicarakan kemampuan Ronaldo ketika dalam pesawat menuju Manchester.

Fergie yang memang juga terpikat dengan kemampuan pemain berusia 18 tahun itu memutuskan untuk membelinya. Pada 2009, Fergie menjual Ronaldo ke Real Madrid dengan nilai transfer tertinggi yang masih belum terpecahkan hingga saat ini.

1. Memilih Manchester United

Memilih Manchester United
Manchester United bukanlah klub pertama yang mencoba untuk menggoda Fergie keluar dari Aberdeen. Di klub Skotlandia itu, Fergie telah berhasil menjadi legenda meski usianya masih sangat muda.

Ia berhasil mengantarkan Aberdeen menjuarai Piala Winners, mengalahkan klub dengan sejarah hebat sekelas Real Madrid di final. Tawaran pun datang dari berbagai klub Inggris.

Tottenham Hotspur menginginkan Fergie untuk menggantikan Peter Shreeves dan Arsenal ingin Fergie mengambil alih kursi kepelatihan dari Don Howe.

Saat United memberikan panggilan, Fergie datang pada November 1986 untuk mengganti posisi Ron Atkinson yang dipecat.
Do you Like this story..?

Get Free Email Updates Daily!

Follow us!

SHARE THIS POST   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati

Author: Ach. Anshori
Ach. Anshori is a founder and author of Uniteds19. I also a student, blogger, dreamer, planner, and United's loyal supporter from Indonesia. Read More →

0 komentar: